loading...

REVIEW BUKU LASKAR PELANGI


cover buku Laskar Pelangi
image Rima Karmina
Daerah terpencil yang disebut dengan kampung Belitong berdiri sekolah sekian tahun dengan kondisi sangat mengenaskan. sekolah itu lebih cocok disebut gudang Kopra. Namun dua tenaga pengajar disekolah tersebut masih ingin mempertahankan dan memperjuangkannya. Pak Harfan sebagai kepala sekolah, dan Ibu Muslimah biasa dipanggil bu Mus. Karena keadaan minim harapan, pemerintah akan menutup sekolah tersebut jika siswanya tidak mencapai sepuluh.

Keadaan perekonomian warga sekitar yang sangat minim, dan menganggap pendidikan hanya akan jadi perkara memberatkan masalah ekonomi keluarga yang memang sudah lemah. Hingga banyak warga lebih memilih anak-anak mereka bekerja daripada sekolah. Walaupun sekolah Muhammadiyah hanya menerima bayaran sukarela, namun warga masih memilih anak-anak mereka bekerja untuk membantu keuangan keluarga.

Hari itu bu Mus dan pak Hasan dilanda kecemasan, begitupula dengan sembilan siswa yang sudah hadir. Jika sampai pukul sebelas masih tidak mencapai target sekolah itu akan tutup. Berjam-jam menunggu masih tak ada tanda jumlah siswanya akan bertambah. Dengan berat hati pak Hasan harus menyampaikan pidato terakhirnya, dan membesarkan hati siswa dan orang tua yang sudah hadir. Detik-detik terakhir dihujung penantian ibu Harun bersama anaknya mengantar dia ke sekolah. Lebih tepat sebenarnya ingin menitip anaknya yang terbelakang mental karena jika di rumah selalu menyusahkan. Terlepas apapun niat ibu Harun apa yang dilakukan hari ini benar-benar berharga. Dia telah menyelamatkan teman, orang tua, dan gurunya yang setia.

Semua siswa memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Hanya satu kesamaan yang pasti, memiliki ekonomi yang lemah. Diantara mereka yang mempunyai kepintaran yang paling menonjol adalah Lintang. Berasal dari Tanjong kalumpang, desa di pinggir laut. Jaraknya 40 km dari sekolah, setiap hari harus melewati jalur yang sama dengan naik sepeda. Tidak pernah sekalipun membolos walau harus melalui 80 km dalam sehari. Suatu waktu Lintang bertanya pada ayahnya “4x4”, demi menjawab pertanyaan Lintang ayahnya hilir mudik, saat Lintang lengah ayahnya berlari sekencang mungkin meminta bantuan dari orang-orang di kantor desa. Kemudian kembali lagi secepat mungkin dan menjawab “14 bujangku…” Lintang menatap mata ayahnya dalam-dalam, rasa ngilu menyelinap dalam hatinya yang masih belia, rasa ngilu mengikrarkan nazar aku harus jadi manusia pintar, karena Lintang tahu jawaban itu bukan datang dari ayahnya. Ayahnya bahkan telah salah mengutip jawaban. Enam belas seharusnya, tapi yang selalu diingat ayahnya hanyalah empat belas, yaitu jumlah nyawa yang harus ditanggungnya setiap hari.

Satu-satunya perhatian pemerintah berikan untuk sekolah miskin di kepulaun nun jauh. Seorang dari dinas kesehatan yang lengkap dengan penyemprot nyamuk yang rajin datang. Arsitektur bangunan sudah nyaris menyerah, tidak ada tanda-tanda bahwa itu sekolah kecuali papan nama sekolah yang miring bertengger depan sekolah. Tidak ada poster tokoh pahlawan menghias dinding, bahkan presiden dan wakilnya. Hanya satu yang nampak poster Rhoma Irama menutupi lubang besar di dinding papan.

Semangat sekolah mereka sangat gentar. Tidak peduli keadaan yang sedang dialami. Guru-gurupun selalu menunjukkan kasih sayang dan semangatnya dalam memberikan ilmu. Karena kekurangan guru bu Mus harus mengambil alih semua mata pelajaran dengan upaha beras 15 kilo per bulan. Sepulangnya harus menghabiskan waktu menjahit untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan adiknya.

Tanah Belitong dikenal dengan penghasil timah. Dan itu merupakan sumber penghasilan utamanya masyarakat sana. Namun kenyataan kontradiktif kemiskinan sudah jadi turun temurun yang dialami oleh rakyat asli Melayu Belitong. PN Timah merupakan penguasa tunggal pulau Belitong, memiliki lahan eksploitasi tak terhitung. Para penguasa ini tinggal di daerah Gedong yang merupakan Landmark dari Belitong. Tempat ini terisolasi oleh tembok tinggi berkeliling dengan satu akses keluar masuk seperti konsep cul de sac dalam pemukiman modern. Dan yang harus diketahui yang tinggal di tempat itu bukanlah warga asli Belitong. Tepat di depan Gedong tertulis “Dilarang Masuk yang Tidak Memiliki Hak”.

Tidak ada yang tahu siapa yang memulai hobi selalu menanti pelangi setelah hujan. Hingga setiap hujan usai, mereka bersama-sama menanti pelangi. Karena kegemaran kolektif terhadap pelangi maka Bu Mus menamai kelompok mereka Laskar Pelangi.

Terkecuali satu yang diketahui yang merupakan warga asli berhasil tinggal di kawasan Gedong. Flo merupakan salah satu anak sekolah PN. Dan bapaknya seorang Mollen Bas, bekerja bagian kepala kapal keruk. Ia seorang alumni pendidikan luar negeri dan merupakan teknisi yang cerdas. Berkat kerja keras dan usahanya sendiri, ia telah keluar dari garis kemiskinan.

Banyak orang yang berusaha mati-matian menemukan bakatnya dan banyak pula yang menunggu seumur hidup agar bakatnya atau drinya ditemukan, tapi lebih banyak lagi yang merasa dirinya berbakat padahal tidak. Bakat menghinggapi orang tanpa diundang. Jiak Lintang memiliki level intelektualitas yang demikian tinggi maka Mahar memperlihatkan bakat seni selevel dengan tingginya inteligensia Lintang. Mahar memiliki hampir setiap aspek kecerdasan seni yang terimpan seperti persediaan amunisi kreativitas dalam lokus-lokus di kepalanya. Kapasitas estetika yang tinggi melahirkannya sebagai seniman serba bisa, ia seorang pelantun gurindam, sutradara tetater, penulis yang berbakar, pelukis natural, koreografer, penyanyi, pendongeng yang ulung dan pemain sitar yang fenomenal.

Demikianlah dari waktu ke waktu mereka selalu memperlakukan Mahar tanpa perasaan. Mereka lebih melihatnya sebagai seorang bohemian yang aneh. Mereka telah dibutakan tabiat orang pada umumnya, yaitu menganggap diri paling baik, tidak mau mengakui keunggulan orang, dan mencari-cari kekurangan orang lain untuk menutupi ketidakbecusan diri sendiri saya pikir kejadian seperti ini cukup ramai terjadi di era sekarang, semoga jadi intropeksi diri sendiri sajalah

Salah satu ciri orang-orang Melayu, sebagaimana biasanya, susah berorganisasi. Bukannya fokus pada ikhtiar untuk mencapai tujuan dan memenangkan persaingan tapi sebaliknya mereka gemar sekali berpolitik sesama mereka sendiri. Tak terima jika dikoreksi dan jarang ada yang mau berintropeksi diri. Di antara mereka selalu saja berbeda pendapat dan mereka senang bukan main dengan pertengkaran yang tal konstruktif. Tak mengapa tujuan tak tercapao asal tak jatuh nama dalam debat kusir. Dan selalu terjadi sesuatu gejala yang paling umum yaitu yang paling bodoh dan paling tak berpendidikan adalah paling lantang dan paling pintar kalau bicara. Jika orang Melayu membuat sebuah tim semuanya ingin jadi pemimpin. Akhirnya tim yang solid tidak pernah terbentuk. Akibatnya sembahyang rebut salah satu kegiatan peribadatan orang tionghoa tidak memperoleh apapun kecuali kesia-siaan.

Tanpa kabar apapun sepekan berlalu Lintang tidak pernah lagi masuk sekolah. Akhirnya bu Mus mengirim surat ke rumah Lintang. Sembilan tahun bu Mus mengajar tak pernah sekalipun ia meneteskan air mata. Namun balasan surat yang didapat tidak mampu membendung butiran air mata yang mendesak ingin menetes.

“Ibunda guru,

Ayahku telah meninggal, besok aku akan Kesekolah..”

Salamku Lintang.

Seorang laki-laki tertua di keluarga pesisir miskin yang ditinggal mati ayah, harus menanggung nafkah ibu, banyak adik, kakek-nenek dan pamannya yang tak berdaya, Lintang tak punya sedikitpun peluang untuk melanjutkan sekolah. Ia sekarang harus mengambil alih menanggung nafkah paling paling tidak empat belas, karena ayahnya, pria kurus berwajah lembut itu, telah mati. Jasadnya dimakamkan bersama harapan besarnya terhadap anak lelaki satu-satunya dan justru kematiannya ikut membunuh cita-cita agung anaknya itu. Maka mereka berdua, orang-orang hebat dan pesisir ini, hari itu juga terkubur dalam ironi.

Baca: Review novel Ayat Ayat Cinta

Ada banyak kelebihan berupa nasehat yang bisa dipelajar dari novel ini. Hidup yang terbatas bukan berarti hambatan untuk berhenti mengejar ilmu. Bagian yang sulit dipercayai bahwa anak-anak sekecil mereka sudah mampu memahami kondisi dan mengambil pilihan dengan bijak. Hidup yang sederhana dan terbatas, pengetahuan dan pemahaman orang tua yang sangat awam bukan berarti harus melewati hari-hari dengan suram. Dalam hal ini terkadang penulis menyisipkan humor, yang ingin menyampaikan segetirnya hidup semuanya tetap dijalan dengan nikmat.

Sangat jelas pula dalam cerita penulis mengurai secara detail perbandingan antara keadaan warga asli Belitong dengan penguasa PN timah. Dimana penulis ingin menyampaikan bagaimana ketidak adilan, dan kekecewaaan, keadaan waktu itu.

Sisi kekurangan cerita. Khusus yang menguraikan tetang keadaan PN Timah, saya merasa seperti sedang membaca artikel, rasanya bagian ini terlalu kaku. Salah satu bagian terpenting jenis tulisan apapun, entah fiksi ataupun non fiksi, diksi(pilihan kata) salah satu bagian yang paling penting dalam sebuah tulisan. Ada banyak kata yang tidak umum digunakan dalam cerita, ini sangat bagus karena menambah kosa kata yang disayangkan karena penjelasannya tidak letakkan pada catatan kaki, seperti novel pada umumnya. Jika diletakkan bagian belakang butuh waktu lama untuk mencari kata hingga berasa terlalu mengganggu.

Bagia kekuranganya yang lainnya. Ada beberapa bagian terbilang terlalu kasar dalam menggambarkannya. Mendefenisikan keadaaan ataupun fisik seseorang dalam sebuah cerita memang termasuk point penting namun, saya menemukan bukan lagi termasuk mendefenisikan tapi sudah menjatuhkan. Setidak eloknya keadaan fisik seseorang cukup di uraikan sesuai apa adanya saja tidak perlu dibuat sampai perumpamaan-perumpamaan yang terlalu kasar. Karena pembacapun pasti sudah paham dengan uraian yang dibuat.

Secara umum isi dalam novel ini ada banyak pembelajaran moral yang wajib kita intropeksikan. Atau mungkin membantu orang-orang yang sebenarnya memiliki kemampuan seperti Lintang namun terbatas karena keadaan.

Semoga menginspirasi.Teruslah membaca dan membaca karya anak bangsa. Baca juga review Sabtu Bersama Bapak 
REVIEW BUKU LASKAR PELANGI REVIEW BUKU LASKAR PELANGI Reviewed by Unknown on 6:01 PM Rating: 5

5 comments:

  1. Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
    Bonus Deposit Member Baru 100.000
    Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
    Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
    Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
    Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
    Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis

    ERTIGA POKER
    ERTIGA
    POKER ONLINE INDONESIA
    POKER ONLINE TERPERCAYA
    BANDAR POKER
    BANDAR POKER ONLINE
    BANDAR POKER TERBESAR
    SITUS POKER ONLINE
    POKER ONLINE


    ceritahiburandewasa

    MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
    KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
    CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT

    ReplyDelete
  2. TEBARU DAN MUDAH UNTUK DIAPLIKASIKAN, NONTON DRAMA KOREA. DOWNLOAD SEKARANG JUGA APLIKASI MYDRAKOR, TERBARU DAN MUDAH DIGUNAKAN, sekarang nonton drama korea bisa di smartphone. Download sekarang juga aplikasi MYDRAKOR di googleplay gratis, film dan drama terbaru.

    https://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main&hl=in

    https://www.inflixer.com/

    ReplyDelete

Powered by Blogger.